Warga Kepulauan Seribu Diminta Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga Bencana Alam!

Cuaca Ekstrem – Pemerintah  Kabupaten atau Pemkab Kepulauan Seribu mengajak seluruh warga kepulauan setempat dan jajaran lintas intansi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

Baca Juga: Buntut Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Menteri ATR Minta Warga Segara Perbarui Data Sertifikat Tanah Lama

“Kepulauan seribu memiliki karakteristik risiko bencana yang berbeda dari wilayah yang berbeda dari wilayah lain di DKI Jakarta,” ujar Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan dalam Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan di Jakarta, melansir Antara, Kamis (13/11/2025).

Menurut dia langkah-langkah yang disiapkan antara lain meliputi penyiapan personel dan peralatan si seluruh pulau berpenduduk. Kemudian, penetapan jalur evakuasi dan titik pengungsian sementara bagi warga terdampak banjir rob dan angin kencang.

Pihaknya juga melakukan peremajaan dan pemotongan pohon dan pembersihan saluran air oleh petugas pengangan prasaran dan sarana umum (PPSU) dan unit kerja teknis (UKT).

Penguatan Kordinasi

Pihaknya juga melakukan penguatan kordinasi lintas sektor antara pemerintah, TNI-Polri, dunia usaha,

akademisi, media dan masyarakat. Ia mengatakan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

Sebelumnya, Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Argadija Putra menegaskan kesiapsiagaan seluruh unsur menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat.

Apel tersebut diikuti oleh 250 personel gabungan dari unsur Sudin Sumber Daya Air, Sudin Lingkungan Hidup, UKT 1 dan UKT 2, Pusat Krisis dan Kegawtdaruratan Kesehatan Daerah

(PK 3D), tim kesehatan, PMI, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), PPSU Satpol PP, Gulkarmat, organisasi masyarakat, pasukan pelajar dan pramuka, serta dukungan aparat dan TNI-Polri dan Basarnas.

BMKG Bangun Pusat Kendali Ganda, Jaga Peringatan Dini Tetap Aktif 24 Jam

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengembangkan sistem pusat kendali ganda (dual command center) untuk memperkuat jaringan peringatan dini multi-bencana nasional.

Langkah ini diambil guna memastikan sistem tetap berfungsi selama 24 jam tanpa gangguan, bahkan ketika terjadi bencana di satu wilayah.

Faisal menjelaskan, pusat kendali baru tersebut akan mengintegrasikan pemantauan gempa bumi,

tsunami, cuaca ektrem, dan kualitas udara ke dalam satu sistem nasional, integrasi

ini, kata dia, merupakan bagian dari transformasi digital BMKG menuju sistem real-time disaster monitoring yang lebih tangguh dan efisien.

Sistem ini juga didukung oleh algoritma otomatis hasil proyek Indonesia Disaster Reselience Intitative Project (IDRP),

yaitu proyek kolaborasi antara BMKG dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan dukungan Bank Dunia. Program tersebut telah rampung pada 2025 dengan pendanaan hibah internasional senilai 85 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Teuku Faisal yang baru dilantik, sebagai Kepala BMKG sepekan lalu, menilai bahwa penguatan sistem digital

dan jaringan pemantauan real-time merupakan langkah penting di tengah menigkatnya frekuensi bencana hidrometeorolgi di Indonesia.